![]() |
credit img: freepik.com |
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2008 tentang
Perubahan Keempat Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak
Penghasilan.
Pasal 4 ayat 1 yang
berbunyi:
“Yang menjadi objek pajak adalah penghasilan, yaitu setiap
tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak,
baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat
dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang
bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apa pun….“
Pasal 4 Ayat (1)
Undang-undang ini menganut prinsip pemajakan atas penghasilandalam
pengertian yang luas, yaitu bahwa pajak dikenakan atas setiap
tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak
dari mana pun asalnya yang dapat dipergunakan untuk konsumsi atau
menambah kekayaan Wajib Pajak tersebut.
Pengertian penghasilan dalam Undang-undang ini tidak memperhatikan
adanya penghasilan dari sumbertertentu, tetapi pada adanya tambahan
kemampuan ekonomis. Tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau
diperoleh Wajib Pajak merupakan ukuran terbaik mengenai kemampuan Wajib
Pajak tersebut untuk ikut bersama-sama memikul biaya yang diperlukan
pemerintah untuk kegiatan rutin dan pembangunan.
Dilihat dari mengalirnya tambahan kemampuan ekonomis kepada Wajib Pajak, penghasilan dapat dikelompokkan menjadi:
- | penghasilan daripekerjaan dalam hubungan kerja dan pekerjaan bebas seperti gaji, honorarium,penghasilan dari praktek dokter, notaris, aktuaris, akuntan, pengacara, dan sebagainya; |
- | penghasilan dariusaha dan kegiatan; |
- | penghasilan dari modal,yang berupa harta gerak ataupun harta tak gerak seperti bunga, dividen,royalti, sewa, keuntungan penjualan harta atau hak yang tidak dipergunakan untuk usaha, dan lain sebagainya; |
- | penghasilan lain-lain, seperti pembebasan utang, hadiah, dan lain sebagainya. |
Dilihat dari penggunaannya, penghasilan dapat dipakai untuk konsumsi dan dapat pula ditabung untuk menambah kekayaan Wajib Pajak.
Karena Undang-undang ini menganut pengertian penghasilan yang luas
maka semua jenis penghasilan yang diterima atau diperoleh dalam suatu
tahun pajak digabungkan untuk mendapatkan dasar pengenaan pajak. Dengan
demikian, apabila dalam satutahun pajak suatu usaha atau kegiatan
menderita kerugian, maka kerugian tersebut dikompensasikan dengan
penghasilan lainnya (kompensasi horisontal), kecuali kerugian yang
diderita di luar negeri. Namun demikian, apabila suatu jenis penghasilan
dikenakan pajak dengan tarif yang bersifat final atau dikecualikan dari
Objek Pajak, maka penghasilan tersebut tidak boleh digabungkan dengan
penghasilan lain yang dikenakan tarif umum.
Contoh-contoh penghasilan yang disebut dalam ketentuan ini
dimaksudkan untuk memperjelas pengertian tentang penghasilan yang luas
yang tidak terbatas pada contoh-contoh dimaksud.
Huruf a
Semua pembayaran atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan, seperti
upah, gaji, premi asuransi jiwa, dan asuransi kesehatan yang
dibayar oleh pemberi kerja, atau imbalan dalam bentuk lainnya adalah
Objek Pajak. Pengertian imbalan dalam bentuk lainnya termasuk imbalan dalam bentuk natura yang pada hakekatnya merupakan penghasilan.
Huruf b
Dalam pengertian hadiah termasuk hadiah dari undian,pekerjaan, dan
kegiatan seperti hadiah undian tabungan, hadiah dari pertandingan
olahraga dan lain sebagainya. Yang dimaksud dengan penghargaan adalah
imbalan yang diberikan sehubungan dengan kegiatan tertentu, misalnya
imbalan yang diterima sehubungan dengan penemuan benda-benda purbakala.
Huruf c
Cukup jelas
Huruf d
Apabila Wajib Pajak menjual harta dengan harga yang lebih tinggi dari
nilai sisa buku atau lebih tinggi dari harga atau nilai perolehan,maka
selisih harga tersebut merupakan keuntungan. Dalam hal penjualan harta
tersebut terjadi antara badan usaha dengan pemegang sahamnya, maka harga
jual yang dipakai sebagai dasar untuk penghitungan keuntungan
dari penjualan tersebut adalah harga pasar.
Misalnya PT S memiliki sebuah mobil yang digunakan dalam kegiatan
usahanya dengan nilai sisa buku sebesar Rp40.000.000,00 (empat puluh
juta rupiah). Mobil tersebut dijual dengan harga Rp60.000.000,00 (enam
puluh juta rupiah). Dengan demikian keuntungan PT S yang diperoleh
karena penjualan mobil tersebut adalah Rp 20.000.000,00 (dua puluh juta
rupiah). Apabila mobil tersebut dijual kepada salah seorang pemegang
sahamnya dengan harga Rp50.000.000,00 (limapuluh juta rupiah), maka
nilai jual mobil tersebut tetap dihitung berdasarkan harga pasar sebesar
Rp 60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah). Selisih sebesar Rp
20.000.000,00 (dua puluh juta rupiah) merupakan keuntungan bagi PT S,
dan bagi pemegang saham yang membeli mobil tersebut selisih sebesar Rp
10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) merupakan penghasilan.
Apabila suatu badan dilikuidasi, keuntungan dari penjualan harta,
yaitu selisih antara harga jual berdasarkan harga pasar dengan nilai
sisa buku harta tersebut, merupakan Objek Pajak. Demikian juga selisih
lebih antara harga pasar dengan nilai sisa buku dalam hal terjadi
penggabungan, peleburan, pemekaran, pemecahan, dan pengambil alihan usaha
merupakan penghasilan.
Dalam hal terjadi pengalihan harta sebagai pengganti saham atau
penyertaan modal, maka keuntungan berupa selisih antara harga pasar dari
harta yang diserahkan dengan nilai bukunya merupakan penghasilan.
Keuntungan berupa selisih antaraharga pasar dengan nilai perolehan
atau nilai sisa buku atas pengalihan harta berupa hibah, bantuan atau
sumbangan dianggap sebagai penghasilan bagi pihak yang mengalihkan,
kecuali harta tersebut dialihkan kepada keluarga sedarah dalam garis
keturunan lurus satu derajat, serta badan keagamaan atau
badan pendidikan atau badan sosial termasuk yayasan atau pengusaha kecil
termasuk koperasi yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan, sepanjang
tidak ada hubungannya dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan atau
penguasaan antara pihak-pihak yang bersangkutan.
Huruf e
Pengembalian pajak yang telah dibebankan sebagai biaya pada saat menghitung Penghasilan Kena Pajak, merupakanObjek Pajak.
Sebagai contoh, Pajak Bumi dan Bangunan yang sudah dibayar dan
dibebankan sebagai biaya, yang karenasesuatu sebab dikembalikan, maka
jumlah sebesar pengembalian tersebut merupakan penghasilan.
Huruf f
Dalam pengertian bunga termasuk pula premium, diskonto dan imbalan sehubungan dengan jaminan pengembalian utang.
Premium terjadi apabila misalnya surat obligasi dijual di atasnilai
nominalnya sedangkan diskonto terjadi apabila surat obligasi dibeli di
bawah nilainominalnya. Premium tersebut merupakan penghasilan bagi
yang menerbitkan obligasi dan diskonto merupakan penghasilan bagi yang
membeli obligasi.
Huruf g
Dividen merupakan bagian laba yang diperoleh pemegang saham atau
pemegang polis asuransi atau pembagian sisa hasil usaha koperasi yang
diperoleh anggota koperasi.
Termasuk dalam pengertian dividen adalah:
Termasuk dalam pengertian dividen adalah:
1)
|
pembagian laba baik secara langsung ataupun tidak langsung, dengan nama dan dalam bentuk apapun; |
2)
|
pembayaran kembali karena likuidasi yang melebihi jumlah modal yang disetor; |
3)
|
pemberian saham bonus yang dilakukan tanpa penyetoran termasuk saham bonus yang berasal dari kapitalisasi agio saham; |
4)
|
pembagian laba dalam bentuk saham; |
5)
|
pencatatan tambahan modal yang dilakukan tanpa penyetoran; |
6)
|
jumlah yang melebihi jumlah setoran sahamnya yang diterima atau diperoleh pemegang saham karena pembelian kembali saham-saham oleh perseroan yang bersangkutan; |
7)
|
pembayaran kembali seluruhnya atau sebagian dari modal yang disetorkan, jika dalam tahun-tahun yang lampau diperoleh keuntungan, kecuali jika pembayaran kembali itu adalah akibat dari pengecilan modal dasar (statuter) yang dilakukan secara sah; |
8)
|
pembayaran sehubungan dengan tanda-tanda laba, termasuk yang diterima sebagai penebusan tanda-tanda laba tersebut; |
9)
|
bagian laba sehubungan dengan pemilikan obligasi; |
10)
|
bagian laba yang diterima oleh pemegang polis; |
11)
|
pembagian berupa sisahasil usaha kepada anggota koperasi; |
12)
|
pengeluaran perusahaan untuk keperluan pribadi pemegang saham yang dibebankan sebagai biaya perusahaan. |
Dalam praktek sering dijumpai pembagian atau pembayaran dividen
secara terselubung, misalnya dalamhal pemegang saham yang telah
menyetor penuh modalnya dan memberikan pinjaman kepada perseroan dengan
imbalan bunga yang melebihi kewajaran. Apabila terjadi hal yang demikian
maka selisih lebih antara bunga yang dibayarkan dengan tingkat bunga
yang berlaku di pasar, diperlakukan sebagai dividen. Bagian bunga yang
diperlakukan sebagai dividen tersebut tidak boleh dibebankan sebagai
biaya oleh perseroan yang bersangkutan.
Huruf h
Pada dasarnya imbalan berupa royalti terdiri dari tiga kelompok, yaitu imbalan sehubungan dengan penggunaan:
1)
|
hak atas harta tak berwujud,misalnya hak pengarang, paten, merek dagang, formula, atau rahasiaperusahaan; |
2)
|
hak atas harta berwujud, misalnya hak atas alat-alat industri, komersial, dan ilmu pengetahuan. Yang dimaksud dengan alat-alat industri, komersial dan ilmu pengetahuan adalah setiap peralatan yang mempunyai nilai intelektual, misalnya peralatan-peralatan yang digunakan di beberapa industri khusus seperti anjungan pengeboran minyak (drilling rig), dan sebagainya; |
3)
|
informasi, yaitu informasi yang belum diungkapkan secara umum, walaupun mungkin belum dipatenkan, misalnya pengalaman di bidang industri, atau bidang usaha lainnya. Ciri dari informasi dimaksud adalah bahwa informasi tersebut telah tersedia sehingga pemiliknyatidak perlu lagi melakukan riset untuk menghasilkan informasi tersebut. Tidak termasuk dalam pengertian informasi di sini adalah informasi yang diberikan oleh misalnya akuntan publik,ahli hukum, atau ahli teknik sesuai dengan bidang keahliannya, yang dapat diberikan oleh setiap orang yang mempunyai latar belakang disiplin ilmu yang sama. |
Huruf i
Dalam pengertian sewa termasuk imbalan yang diterima atau diperoleh
dengan nama dan dalam bentuk apapun sehubungan dengan penggunaan harta
gerak atau harta tak gerak, misalnya sewa mobil, sewa kantor, sewa
rumah,dan sewa gudang.
Huruf j
Penerimaan berupa pembayaran berkala, misalnya "alimentasi" atau
tunjangan seumur hidup yang dibayar secara berulang-ulang dalam waktu
tertentu.
Huruf k
Pembebasan utang olehpihak yang berpiutang dianggap sebagai
penghasilan bagi pihak yang semula berutang, sedangkan bagi pihak yang
berpiutang dapat dibebankan sebagai biaya. Namun demikian,
dengan Peraturan Pemerintah dapat ditetapkan bahwa pembebasan utang
debitur kecil misalnya Kredit Usaha Keluarga Prasejahtera (Kukesra),
Kredit Usaha Tani (KUT), kredit untuk perumahan sangat sederhana, serta
kredit kecil lainnya sampai dengan jumlah tertentu dikecualikan sebagai
Objek Pajak.
Huruf l
Keuntungan karena selisih kurs dapat disebabkan fluktuasi kurs mata
uang asing atau adanya kebijaksanaan Pemerintah di bidang moneter. Atas
keuntungan yang diperoleh karena fluktuasi kurs mata uang asing,
pengenaan pajaknya dikaitkan dengan sistem pembukuan yang dianut oleh
Wajib Pajak dengan syarat dilakukan secara taat asas.
Huruf m
Selisih lebih karena penilaian kembali aktiva sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 merupakan penghasilan.
Huruf n
Dalam pengertian premi asuransi termasuk premi reasuransi.
Huruf o
Cukup jelas
Huruf p
Tambahan kekayaan neto pada hakekatnya merupakan
akumulasi penghasilan baik yang telah dikenakan pajak dan yang bukan
Objek Pajak serta yang belum dikenakan pajak. Apabila diketahui adanya
tambahan kekayaan neto yang melebihi akumulasi penghasilan yang telah
dikenakan pajak dan yang bukan Objek Pajak, maka tambahan kekayaan neto
tersebut merupakan penghasilan.
Sumber Referensi : www.pajakonline.com